Klaten-Bimwin (Bimbingan Perkawinan Pranikah) angkatan ke II dilaksanakan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Anif Solikhin, menghadirkan peserta sebanyak 25 pasangan catin (calon pengantin) yang hendak melangsungkan pernikahan. Bertempat di aula Al Ikhlas Kemenag Klaten yang berlangsung selama dua hari 11-12 Juli 2019, Kamis (11/7).
Kakankemenag menjelaskan, sebelum memasuki jenjang pernikahan diharapkan calon pengantin lebih dulu mempersiapkan diri secara matang, agar dapat membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah, yaitu memiliki kesiapan untuk mempersatukan dua ujung yang berbeda dari aspek budaya dan karakter, serta kemampuan dalam memberikan nafkah lahir batin, ungkapnya.
Bimwin merupakan bimbingan pranikah bagi calon pengantin, sebelumnya dikenal sebagai suscatin, mereka yang sudah mengikuti Bimwintidak lagi disuscatin jika hendak menikah,
“Kami Kemenag melalui Bimwin memberikan bagaimana membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah yang diatur dalam undang-undang perkawinan dan syari’at Islam, dibekali ilmu kesehatan dalam hidup berumah tangga agar terhindar dari penyakit,” tandas Anif.
Untuk menjaga hubungan yang harmonis dalam hidup berumah tangga yang dirahmati Allah SWT, yaitu saling menutupi kekurangan atau aib suami atau istri, agar tidak diketahui oleh orang lain, sebab aibnya istri adalah aibnya suami begitu pula sebaliknya, pesannya.
Semoga dengan mengikuti Bimwin dapat menciptakan rumah tangga yang bahagia, rukun dan damai bagi calon pengantin maupun yang sudah berumah tangga, harap Anif.
Sementara itu narasumber Muh Syarif Anwar dari Kemenag Klaten yang memberikan materi menyiapkan perkawinan kokoh menuju keluarga sakinah mengatakan, persiapan sebelum melaksanakan nikah sangatlah komplek, bersatunya dua insan manusia yang saling berbeda pandangan harus dipahami bersama untuk menghindari masalah.
“Keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, setiap pasangan suami istri tentu mendambakan hal itu, untuk mewujudkan bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak terjadi begitu saja, namun melalui sebuah proses. Dan untuk menjalani proses ini perlu bekal, baik dari suami maupun istri,” ungkapnya
Setidaknya, bekal spiritual dan ilmu untuk mencapai keluarga sakinah dan persiapan ini mulai dari yang terlihat sampai yang tidak tampak, ujar Sarif.
Seperti apa sebenarnya keluarga sakinah itu, keluarga yang berkecukupan secara materi dan selalu rukun, apakah itu yang disebut sakinah? Keluarga sakinah, bukan berarti di keluarga itu selalu baik-baik saja, tidak pernah ada masalah. Setiap keluarga pasti punya masalah, dan itu wajar.
“Hanya saja, dalam sebuah keluarga yang sakinah, setiap masalah dapat diatasi dan diselesaikan bersama-sama,” imbuhnya.(mr_aj)