Klaten-Kantor Kementerian Agama Kabupaten bersama KKG-MGMP Pendidikan Agama Kristen Kabupaten menggelar workshop teknik penilaian kurikulum 2013 dan peningkatan spiritualitas pendidikan agama Kristen dalam pengembangan pembelajaran siswa yang diikuti oleh guru Pendidikan Agama Kristen/PAK SD SMP dan SMA/SMK yang berlangsung di Hotel Eden 2 Kaliurang, (4/10).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten Anif Solikhin dalam pembinaannya mengatakan, kurikulum 2013 menuntut seorang guru untuk inovatif, pro aktif, dan bisa membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara, ungkap Kakankemenag.
“Melalui kurikulum 2013 siswa bukan hanya mempunyai keterampilan softskill saja namun juga para siswa dilatih untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, serta berpikir kreatif,” tandas Anif.
Pelaksanaan tugas utama guru PAK tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan, katanya.
Lebih lanjut Kakankemenag menyampaikan, tidak dapat di pungkiri bahwa anak-anak yang sekarang adalah anak-anak generasi millennial, kemampuan mereka mengakses internet lebih cepat daripada gurunya, mereka lebih hebat mengakses perkembangan-perkembangan yang terjadi di sekitanya, karena itu guru PAK paling tidak dapat mengimbangi, ajaknya.
Ini sesuai dengan kebijakan Kemenag khususnya kebijakan pembangunan bidang agama diarahkan pada pencapaian sasaran pokok yaitu, terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur, adil dan sejahtera, terang Anif.
Guru PAK juga kata Anif, perlu menyediakan waktu khusus untuk memberikan perhatian kepada siswa atau peserta didiknya agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa yang mengalami rendah diri.
“Guru hendaknya tidak hanya menjalankan tugas sebagai pengajar saja namun juga dalam melaksanakan fungsi bimbingan,” harapnya.(si_aj)