Klaten-Ribuan umat Hindu dari Yogyakarta dan Jawa Tengah hari ini melakukan Tawur Agung Kesanga di candi Prambanan dilakukan sehari menjelang tahun baru Saka 1938. Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari Rabu (09/03) sebagai libur nasional, kepanitiaan kegiatan di dilaksanakan oleh PHDI Jawa Tengah.
Prosesi dilakukan sejak pukul 08.00 WIB yaitu pengambilan air suci di sumur Bandungn di Kompleks Candi Kraton Ratu Boko yang kemudian di bawa ke Kompleks Candi Prambanan untuk sarana persembanyangan Tawur Agung. Pengambilan air itu dilakukan dengan arak-arakan berjalan kaki oleh peserta bersama beberapa kelompok kesenian tradisional.
Ketika sampai di Candi Prambanan dilanjutkan dengan prosesi mengelilingi tiga candi yakni Candi Brahma, Wisnu dan Syiwa yang ada di kompleks Candi Prambanan. Air suci dan sesaji lainnya kemudian di letakkan di depan tempat pemujaan.
Pada kesempatan hadir Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mewakili Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir didampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Prosesi arak-arakan ogoh-ogoh dan gunungan menarik perhatian bagi umat dan pengunjung yang kebetulan hadir untuk menyaksikan kegiatan ini, turut hadir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng, Gubernur Jateng, Gubernur DIY, Kakanwil Kemenag Jateng, Kakanwil Kemenag DIY, PHDI, Bupati Klaten dan SKDP di lingkungan Kabupaten Klaten, serta Tokoh Masyarakat Hindu se Indonesia.
Tema perayaan Nyepi “Keberagamaan Perekat Persatuan” jelas bertujuan untuk memelihara dan menjaga persatuan melalui keberagamaan yang sesuai kondisi bangsa Indonesia dan melakukan persatuan sesuai keinginan luhur, kata LHS.
Keberagamaan Perekat Persatuan akan menjadikan ikatan yang sangat kuat untuk menjunjung tinggi kedamaian, toleransi mampu mewujudkan harmonisasi dalam kehidupan beragama dalam masyarakat, imbuhnya.
“Perayaan Nyepi 1938 Saka menjadikan inspirasi untuk dapat menjaga persatuan, dimana agama sangat vital dalam menata kehidupan masyarakat Indonesia. Agama merupakan warisan dari nenek moyang yang sesuai dalam Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa untuk membangun kesatuan dan persatuan seluruh umat beragama di hadapan Tuhan,” jelas Menteri Agama.
Ini sangat sesuai dengan visi dan misi Kementerian Agama meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama, mengakhiri sambutan LHS.(AgusJun)