KLATEN (humas) – Kepala Kantor Kementerian Agama ( Kakan Kemenag ) Kabupaten Klaten Anif Solikhin mengatakan bahwa salah satu ikhtiar untuk mencegah konflik sosial berdimensi paham keagamaan Islam adalah dengan menguatkan ukhuwah islamiyah.
Hal itu disampaikan Anif Solikhin saat membuka dan memberikan sambutan acara dialog Cegah Dini Konflik Paham keagamaan Islam di Aula Al-Ikhlas Kankemenag Klaten, Rabu ( 13/8/2025).

Dalam rangka menyatukan langkah demi mencegah potensi gesekan sosial berbasis agama yang bisa muncul kapan saja di tengah kompleksitas keberagaman masyarakat, khususnya di Klaten yang kian multikultural dan plural Kankemenag Kabupaten Klaten menyelenggarakan kegiatan dialog Cegah Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan (KSBK) Islam.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Polres, Dandim, Kajari, Kesbangpol dan tokoh -tokoh ormas keagamaan Islam, KUA Kecamatan se-Kab. Klaten dan para penyuluh agama.
Dalam pemaparannya Anif Solikhin mencontohkan penanganan isu sensitif keagamaan yang baik dengan mengambil contoh pembangunan rumah ibadah di Klaten. Kankemenag Klaten bergerak tenang dan cepat bersama FKUB Kabupaten Klaten dalam mengkomunikasikan dan mencarikan solusi. Respon cepat inilah bukti Klaten memiliki ekosistem kerukunan yang hidup.
“Banyak yang salah paham, mengira tidak ada konflik berarti tidak kerja. Justru itu adalah buah dari kerja senyap tapi berdampak,” terangnya.
Lebih lanjut Anif Solikhin menyampaikan menjaga kerukunan umat bergama adalah tanggung jawab bersama yang dilakukan secara berkelanjutan. Mulai dari pemangku kepentingan, pejabat struktural, hingga penyuluh di lapangan punya peran membangun ekosistem sosial yang inklusif dan kokoh.
“Penyuluh kita bukan sekedar juru dakwah, tetapi juga agen perdamaian garda terdepan mendeteksi konflik dan menjembatani komunikasi antar umat,” tambahnya.
Program ini sejalan dengan arahan Menag dan menjadi bagian dari pelaksanaan Asta Protas Kementerian Agama dalam poin Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan. Pungkas Anif Solikhin.

Sementara itu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Klaten KH Syamsuddin Asyrofi dalam uraian materinya menyampaikan pentingnya dari kegiatan ini dapat disusun adanya penguatan Early Warning System (EWS) atau sistem deteksi dini untuk mengantisipasi sekaligus percepatan penanganan konflik keagamaan di tengah masyarakat.
“Sistem yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga harus berbasis pada kepercayaan, komunikasi lintas iman, dan kearifan lokal.” katanya.
Untuk mencegah konflik sosial berdimensi agama kata Syamsuddin Asyrofi diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah. Fokus utama adalah pada peningkatan pemahaman dan toleransi antarumat beragama, serta memperkuat sistem deteksi dini dan pencegahan konflik.
Menurut Syamsuddin beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk cegah dini konflik adalah meningkatkan Pemahaman dan Toleransi dengan Dialog antarumat beragama.
“Mendorong forum dialog antar tokoh agama untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan keyakinan dan nilai-nilai.” katanya.
Syamsuddin menyebut pentingnya memastikan pendidikan agama mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan perdamaian.
“Moderasi beragama merupakan sikap moderat dalam beragama yang menekankan pentingnya toleransi, dialog, dan penolakan terhadap kekerasan” katanya.
Dalam kaitannya cegah dini konflik ia menjelaskan perlunya melibatkan tokoh agama dan penyuluh agama dalam menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan kerukunan di masyarakat.
“Pentingnya penguatan Sistem Deteksi Dini dengan membangun sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi potensi konflik sejak dini, melibatkan berbagai pihak seperti tokoh agama, pemerintah daerah, dan masyarakat” pungkasnya..
Kepala Kesbangpol Kabupaten Klaten Sugeng Haryanto menyampaikan pentingnya koordinasi antar kelembagaan dengan memperkuat koordinasi antarlembaga terkait, termasuk pemerintah daerah, kepolisian, TNI, dan tokoh agama, dalam upaya pencegahan konflik.
“Penting juga dilakukan penyelesaian konflik secara damai dengan cara membangun sistem penyelesaian sengketa yang efektif dan damai, seperti mediasi dan negosiasi.” katanya.
Sugeng Haryanto dalam penyampaian materinya mengatakan perlunya peningkatan peran serta masyarakat dengan cara mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan serta melaporkan potensi konflik.
“Penting juga dimengerti dalam cegah dini konflik dengan memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan informasi yang akurat, membangun kesadaran masyarakat, dan memfasilitasi dialog antarumat beragama dengan mengembangkan aplikasi yang dapat digunakan untuk memantau dan melaporkan potensi konflik secara online.” kata Sugeng Haryanto.
Dari Jajaran Polres Klaten, Dandim dan Kejaksaan sepaham perlunya menciptakan ruang-ruang pertemuan dan dialog antarumat beragama untuk membangun kepercayaan dan saling pengertian.
Oleh karenanya penting dilakukan mendorong kerjasama antara berbagai lembaga dan elemen masyarakat dalam upaya membangun kerukunan dan mencegah konflik, dengan memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kerukunan dan mencegah konflik. Dengan upaya bersama dan komitmen dari seluruh pihak, konflik sosial yang berdimensi agama dapat dicegah dan kerukunan antarumat beragama dapat terjaga.