Klaten-Dalam rangka meningkatkan profesinalisme dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD, SMP, SMA/SMK, Kementerian Agama Kabupaten Klaten menggelar Workshop Pengayaan Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam se Kabupaten Klaten yang diikuti 40 guru PAI bertempat Hotel Galuh Prambanan, Kamis (19/4).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten Masmin Afif mengatakan, Kurikulum 2013 kurtilas merupakan kurikulum berbasis karakter yang mengutamakan pemahaman dan skill. Dimana siswa dituntut aktif dengan memahami materi, diskusi, presentasi, memiliki sikap sopan santun serta disiplin yang tinggi. Guru PAI harus memahami itu semua, maka acara ini menjadi penting untuk diikuti, tandas Masmin.
Guru PAI dituntut untuk mengembangkan diri dan pribadinya, maka implementasi workshop ini diharapkan guru PAI tidak hanya menguasai aspek kognitif, namun aspek afektif maupun psikomotorik harus direngkuh demi tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia yakni memanusiakan manusia menuju insan yang bermartabat diridhoi Allah SWT.
Selanjutnya seorang guru dapat meningkatkan kinerjanya, menambah wawasan dan memahami pemahaman kompetensi sehingga guru PAI sehingga benar-benar menjadi guru yang professional.
Dikatakan profesional tidak hanya menguasai aspek kognitif (wawasan yang luas, menguasai metode pengajaran, dan sebagainya), namun juga mereka harus menguasai aspek afektif (jujur, adil, bertanggung jawab, mampu menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya, dan sebagainya) dan psikomotorik (giat bekerja, disiplin dan tepat waktu), serta meningkatkan mutu kualitas guru PAI itu sendiri, jelas Masmin.
Sementara itu Sudarsana selaku ketua panitia menambahkan, sampai saat ini Kementerian Agama melaksanakan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 ini semua materi umum harus bisa dimasuki materi keagamaan. Maka dengan demikian Guru Pendidikan Agama Islam juga harus bisa menguasai dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 ini.
Guru harus terus berinovasi bagaimana agar pembelajaran bisa menyenangkan anak didik dan tidak monoton,dan tidak membosankan, kata Sudarsana.
Maka guru PAI harus tahu strategi yang tepat agar nilai-nilai keagamaan pada anak didik dapat dengan mudah diterima dan menghasilkan anak didik yang berkarakter, jujur, kuat serta memiliki kepedulian sosial yang matang, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman di era globalisasi ini yang semakin berat dan mampu bersaing secara positif di tengah masyarakat, bangsa dan negara, imbuhnya.(aj)