Klaten-Krisis moral yang ada saat ini tentu adanya suatu pendidikan religi menjadi salah satu solusi terbaik untuk menyelamatkan karakter generasi penerus bangsa ini. Sebagai bangsa dengan mayoritas penduduk beragama Islam, maka pendidikan keagamaan dan akhlak dapat dimulai sejak usia dini. Pendidikan religi yang anak usia dini dapat dilakukan secara informal melalui keluarga maupun lingkungan sosial masyarakat, salah satu bentuknya adalah melalui Taman Pendidikan Alquran (TPA/TPQ).
Berkaitan dengan hal tersebut diatas Kantor Kementerian Agama Kab.Klaten seksi PD Pontren mengadakan Rapat Koordinasi Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam, bertempat di TPQ Al Falah Gedaren Jatinom (14/07), yang dihadiri 40 orang Ketua TPA se eks Kawedanan Jatinom, kegiatan ini berlangsung di 5 eks Kawedanan.
Drs.H.Bakri, M.Pd Kasi PD Pontren dalam sambutannya mengatakan, Taman Pendidikan Alquran (TPA/TPQ) adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan Alquran sebagai materi utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, danMenyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari kata TAMAN yang dipergunakan.
“TPA/TPQ bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qurani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-Quran sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusannya. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap Alquran, mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari.Keberadaan TPA/TPQ berkesesuaian dengan UU Sistem Pendidikan Nasional”, imbuh Bakri.
TPQ yang sudah ada kita kelola dengan manajemen yang baik, silabus dan kurikulum yang telah ditetapkan dengan tepat, sehingga dapat berkembang dan menghasilkan generasi yang mampu membaca dengan benar, tahu arti dan maknanya, harap Bakri.
Ditambahkan Suroso, S.Ag dari Badko Kabupaten Klaten, guru TPQ diharapkan dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik walaupun Badko TPQ sudah berupaya meningkatkan profesionalisme para guru TPQ melalui program-programnya. Hal ini karena beberapa kendala baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Diharapkan lembaga Badko TPQ mendapatkan dukungan dan bahkan bantuan dari semua elemen masyarakat dan pemerintah sehingga peran Badko TPQ ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Diantara ustad/ustadzah dengan kegiatan ini dapat saling sharing bertukar pikiran untuk kemajuan. Kita mengajak dan mengarahkan dan membina agar anak cinta, gemar dan senang terhadap kitab suci Alquran, imbuh Suroso.(AgusJun)