Klaten-Dalam era Kemajuan teknologi informasi sekarang ini, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten diharapkan selalu mengikuti perkembangan dan menguasai IT sebagai sarana untuk menjalankan tugas menjadi penyejuk dalam penyampaian dakwah, ajaran agama, maupun ceramah agama Islam melalui media sosial.
Harapan tersebut disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten Anif Solikhin saat membuka Short Course Dakwah melalui Media Sosial yang diikuti oleh PAI Non PNS bertempat di RM Mayar Klaten, Selasa (11/2).
Kegiatan ini sangat baik sekali dalam memberikan pembinaan dalam rangka membangun karakter bangsa membangun budaya bangsa, para penyuluh diera digital supaya media sosial dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah, melalui media, penyuluh bisa luas dalam mengembangkan penyuluhan.
Menurutnya, PAI yang hadir merupakan corong dakwah Kementerian Agama dalam mengatasi berbagai penyakit sosial masyarakat melalui perspektif agama. Khususnya agama Islam, seperti kasus-kasus yang ada saat ini HIV/AIDS, narkoba, dan seterusnya termasuk kasus hoaks.
“Hoaks merupakan kasus yang mengancam kehidupan masyarakat. Hoaks ini sangat berbahaya, ujungnya adalah fitnah, bisa menjadikan malapetaka bagi kehidupan kemanusiaan dan kemasyarakatan,” tandasnya.
Diharapkan, ke depan para PAI bisa memanfaatkan IT dan media sosial dengan cerdas, untuk kepentingan dakwah dan kepentingan yang lebih baik. Sehingga bisa memberikan pencerahan kepada para penyuluh agama Islam sendiri dan masyarakat, pinta Anif.
Sementara itu Kasi Bimas Islam Hartanto mengatakan, kegiatan ini memberikan penguatan terhadap penyuluh Agama Islam periode 2020-2024, harus banyak bersyukur dari 208 PAI, kuota dalam kegiatan ini hanya 70 orang.
“Saat ini banyak sekali kita melihat semakin massif beredarnya berita hoax di media sosial yang berpotensi merusak tatanan kehidupan umat beragama khususnya umat Islam,” katanya
Istilah berita hoax, yang digunakan dalam teknologi informasi sebagai berita atau informasi yang tidak benar, tidak ada dasarnya, dan berisi kebohongan. Berita hoax, bukan hanya tulisan, tapi termasuk foto, video, jika kontennya tidak mengandung kebenaran, terang Hartanto.
“Ini tugas dari PAI sebagai pencerah di tengah-tengah masyarakat, masyarakat sekarang ini banyak yang pegang HP, dakwah di medsos melalui android sangat tepat dan mengena sasaran di masa kini,” ungkapnya.
Khususnya tidak hanya berdakwah melalui mimbar, tapi juga harus menggunakan media sosial sebagai media berdakwah. Pengetahuan keagamaan harus ditingkatkan, kompetensi PAI terus dipupuk, imbuh Hartanto.(ds_aj)