Klaten-Dalam rangka persiapan dan meningkatkan kompetensi penulisan soal ujian madrasah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Teknik Penyusunan Soal Ujian Madrasah. Kegiatan dilaksanakan di Aula MTs Negeri 1 Klaten, selama 2 (dua) hari dan diikuti oleh Guru Kelas 6 MI, Kelas 9 MTs dan kelas 12 MA, Selasa (22/2).
Dalam sambutannya Kakankemenag Klaten Hariyadi menyampaikan, jangan sampai kita kehilangan integritas dan selalu mencintai pekerjaan kita masing-masing. Para guru yang terpilih untuk mendidik putra-putri maka cintailah pekerjaan ini dengan sungguh-sungguh dan ikhlas karena dengan begitu berarti kita sdh mendarmabaktikan diri kita kepada Allah SWT.
“Tenaga pendidik tetap konsisten memberikan pembelajaran kepada anak didik dalam keterbatasan dimasa pandemi. Meskipun tatap muka tidak maksimal, menyikapi hal ini dibutuhkan inovasi guru dalam menyampaikan ilmu dan pendidikan terhadap seluruh siswa,” tandasnya.
Dalam pelaksanaan ujian termasuk penyusunan soal ujian ini ada rambu-rambu yang harus ditaati. Dalam hal inilah diperlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam menyusun soal-soal ujian, tutur Hariyadi.
Selanjutnya, terkait dengan ujian madrasah dari tahun ke tahun ada perubahan, untuk itu kita harus mengikuti perubahan itu, baik aturan, undang-undang maupun kurikulumnya, katanya.
Sesuai SK Dirjen Pendis No. 455 Tahun 2022 Kemenag mempunyai 4 kewajiban yaitu, Sosialisasi dan Koordinasi, menetapkan satuan Pendidikan yang berhak mengikuti ujian, syarat madrasah bisa mengikuti ujian, Madrasah yang sdh mempunyai Ijin Operasional, mempunyai NSM (Nomor Statistik Madrasah), sudah terdaftar di pangkalan data emis, jelasnya.
Sedangkan Madrasah yang berhak menyelenggarakan disamping tiga syarat tersebut diatas juga harus sudah terakreditasi, melakukan pemantauan, melaporkan apa yang sudah dilakukan ke jenjang lebih tinggi.
Kepada para peserta dimohon kegiatan ini diikuti dengan seksama dan sampai selesai, sehingga setelah kegiatan ini satuan Pendidikan mempunyai gambaran yang pasti apa yang harus dilakukan, imbuh Hariyadi.(sm_aj)