Klaten-Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai pusat layanan keagamaan masyarakat di tingkat kecamatan. Berbagi layanan keagamaan seperti pernikah, keluarga sakinah, pembinaan masyarakat, manasik haji, kerukunan umat beragama terpusat di bawah pengelolaan KUA. Untuk itu, KUA harus terus berbenah untuk meningkatkan mutu guna mendukung program revitalisasi KUA.
Hal tersebut disampaikan Kakankemenag Klaten Hariyadi saat memberikan sambutan dalam kegiatan Seminar Kepenghuluan dan Hukum Islam APRI Kabupaten Klaten yang diikuti oleh seluruh penghulu Klaten bertempat pendopo Girpasang Klaten, Rabu (26/1).
“Selalu berinovasi, pelayanan di KUA harus ditingkatkan di era IT sekarang ini, berikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat dengan semudah-mudahnya,” tandas Hariyadi.
Penghulu harus dapat memberikan pencerahan di tengah-tengah masyarakat, yang mempunyai tanggung jawab moral yang sangat tinggi sebagai tokoh masyarakat, akhlaq akan dilihat dan di cermati baik yang terucap ataupun yang tidak terlihat, katanya.
Untuk itulah penghulu harus dapat memberikan contoh/teladan di masyarakat dan juga bekerja secara aman dari sisi regulasi dan sesuai dengan rel yang telah ditentukan, pintanya.
“Jangan sampai ada pungli dan sejenisnya, menurutnya dengan perkembangan jaman IT ini, jika ada pelanggaran akan cepat dapat diketahui dan diakses masyarakat baik melalui media masa elektronik dan medsos. Untuk itu, Hariyadi berpesan agar seluruh penghulu dan jajaran KUA untuk bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan,” tegas Kakankemenag.
Hal senada disampaikan Kasi Bimas Islam Hartanto, jangan sampai ada aduan dari masyarakat dalam hal apapun, layani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan SOP yang ada.
KUA sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas Kementerian Agama dalam pelayanan kepada masyarakat di tingkat kecamatan, kegiatan pembinaan terus digalakan dengan harapan kepala KUA dan juga penghulu mampu mengembangkan kinerjanya demi mewujudkan pelayanan bersih tanpa pungli.
“Layani dengan setulus hati dengan mengedepankan pelayanan yang prima, tanpa embel-embel lain,” pinta Hartanto.(sm_aj)