Klaten-Kementerian Agama Kabupaten Klaten melalui Penyelenggara Hindu melaksanakan Dialog Kerukunan intern Umat Beragama dan Moderasi Beragama di aula Pitamaha Dharma Klaten. Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 40 orang terdiri dari Pinandita perwakilan masing-masing pura se kabupaten Klaten, tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, Sabtu (24/4).
Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten Anif Solikhin, dalam sambutan pembukaannya meminta tokoh agama Hindu tetap menjaga kerukunan meskipun sudah rukun dan baik.
“Menjadi pelopor terciptanya kerukunan di Kabupaten Klaten, tanpa adanya kerukunan program-program pembangunan akan berjalan kurang baik,” ujar Anif.
Selain itu kata dia, jalin terus komunikasi antar sesama pemeluk agama, jangan sampai terprovokasi dengan info hoax yang ditebarkan. Setiap informasi harus dikroscek dengan baik, pinta Anif
“Para pemuka agama agar memberikan pencerahan kepada umat yang ada. Mudah-mudahan persatuan dan toleransi yang ada ini akan tetap terjaga,” katanya.
Apresiasi yang setinggi-tingginya, karena kegiatan ini dalam upaya meningkatkan peran tokoh agama dalam upaya meningkatkan kerukunan serta untuk menjalin hubungan kerjasama intern umat hindu, antar umat beragama dan antara umat beragama dengan Pemerintah.
Hal senada disampaikan penyelenggara Hindu Suyamto, kegiatan ini dalam rangka mempertahankan dan menjaga kerukunan umat beragama maka semua orang harus terlibat karena terciptanya kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat adalah tanggung jawab bersama.
“Di tengah perbedaan agama, suku, ras dan golongan kita tidak boleh lengah untuk menjaga dan merawat kerukunan umat beragama. Karena kekuatan digital saat ini melalui media terbuka dan bebas,” tuturnya.
Terkait moderasi beragama, Suyamto mengatakan, proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku yang menyimpang yang tidak ada di ajarkan di dalam agama.
Setiap orang yang berbeda agama harus bisa memahami perbedaan itu dan mampu menjadikan perbedaan itu sebagai kekuatan yang harus dimanisfestasikan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, beragama dan bermasyarakat demi kebaikan dan kemaslahatan bersama, imbuh Suyamto.(hi_aj)