Klaten-Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar acara Program KIIS, Jadi ASN Solutif Seri 49 secara daring melalui zoom meeting dan juga kanal youtube Itjen Kemenag, Rabu (15/9). Acara kali ini dipandu oleh dua host, Zulhelmi dari IAIN Bukittinggi dan Suparta dari Kemenag Klaten. Dengan menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber yakni Rektor IAIN Bukittinggi, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Klaten, dan dari Itjen Kemenag.
“Wujud nyata kontribusi solutif yaitu senantiasa responsif atau antisipatif terhadap perubahan. Masyarakat menghendaki untuk terus berupaya melakukan perubahan yang lebih baik melalui wujud nyata tatanan pemerintah yang baik, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme” tutur Inspektur Jenderal Kemenag RI, Deni Suardini selaku keynote speaker dalam acara ini.
Rektor IAIN Bukittinggi, Ridha Ahida memaparkan mengenai ASN, integritas, dan optimalisasi layanan publik. ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Salah satu nilai budaya kerja yang harus dimiliki oleh ASN Kemenag adalah integritas.
“Integritas ASN secara umum harus mengimplementasikan core values ASN yaitu, berakhlak. Namun saya melihat berakhklak itu singkatan bahwa kita itu harus berorientasi pelayanan, harus akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif”, ujar Ridha.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa zona integritas dapat dibangun dengan komitmen, kemudahan pelayanan, program yang menyentuh masyarakat, monitoring dan evaluasi, serta manajemen media.
Narasumber kedua, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Anif Solikhin menjelaskan bahwa saat ini ada tiga isu strategis bangsa ini, diantaranya krisis integritas dan pandemi korupsi, lemahnya etos kerja, daya saing, dan kreativitas, serta krisis identitas yang melunturkan kepribadian gotong royong.
“Ada tiga kata kunci agar berhasil meningkatkan ASN menjadi berintegritas. Kata kuncinya adalah komitmen menjadi ASN berintegritas dimulai dari pimpinan yang tertinggi sampai ke tingkat paling bawah, komitmen menjadi ASN bersih, dan komitmen menjadi ASN melayani”, pungkas Anif.
Narasumber terakhir, Purnomo Mulyosaputro memaparkan mengenai penguatan program dan anggaran dalam perspektif pengawasan.
“Keuangan negara harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan”, pungkas Purnomo.(aa_aj)