Klaten-Guru Pendidikan Agama Islam adalah sangat luas, yaitu untuk membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal ini bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain tugas dan tanggung jawab guru dalam membina murid tidak terbatas pada interaksi mengajar saja.
Selain mengajar, berbagai macam tugas yang sesungguhnya bersangkutan dengan mengajar, yaitu tugas membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil belajar, dan lainya yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran, demikian disampaikan Kasi PAIS Kemenag Klaten Sudarsana dalam kegiatan pembukaan Workshop Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian PAI pada sekolah di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten di Grand Tjokro Klaten yang akan berlangsung selama 25-28 April 2016, dengan peserta sebanyak 40 orang dari unsur guru PAI SD SMP SMA dan SMK di Kab. Klaten.
Sudarsana mengatakan tujuan kegiatan ini menyamakan visi dan misi guru PAI tentang pengembangan pembelajaran dan penilaian PAI, selain itu memberikan pengembangan materi menjadi tujuan dari workshop ini, tegas Sudarsana.
Menjadi guru PAI harus bangga, jangan rendah hati dengan guru lainnya harus optimis di tempat tugasnya masing-masing. Guru PAI mempunyai fungsi ganda, tugas sebagai guru untuk mencerdaskan anak bangsa dan menanamkan aqidah membimbing anak-anak didik bisa sholat, rajin sholat untuk membentuk pribadi yang muslim, ucap Kakankemenag dalam sambutannya.
Lebih lanjut Mustari mengajak guru PAI harus belajar dan terus belajar, peserta rata-rata masih muda, jadi untuk diajak jalan agak cepat bahkan lari masih mampu, sehingga dapat mengikuti dengan cepat dinamika dan perubahan kebijakan.
Menjadi perhatian guru PAI sekarang ini, banyaknya isu terorisme, radikalisme, LGBT, ajaran-ajaran yang menyimpang, narkoba, miras, peran guru agama sangat berarti untuk dapat memberikan benteng bagi anak-anak kita agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak baik.
“Jangan sampai faham-faham yang tidak sesuai dengan aqidah Islam berpengaruh pada anak-anak didik kita”, tandas Mustari.
Mengajarkan ajaran Islam dan membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat, imbuhnya. (AgusJun)